Berbagi Informasi Tentang dunia Blog, Ilmu Bahasa, Olah Raga, Entertainment, Kehidupan dan Lain-Lain Sebagainya.

Creative Problem Solving

Creative Problem Solving



Creative Problem Solving

I. Langkah-langkah Memecahkan Masalah
1. Merumuskan masalah
2. Menyatakan tujuan pengambilan keputusan
3. Menentukan criteria pemilihan
4. Pengembangan alternatif
5. Mengevaluasi alternatif

II. Cara Pengembangan Alternatif
Memasuki creative mind set wBrainstorming wMelihat bidang lain wMembuat catatan tentang ide-ide yang pernah dihasilkan w Mengkombinasikan ide w Mengidentifikasikan unsur-unsur w Melihat dari sisi berlawanan w Beraksi dan mencari keberun-tungan w Memanfaatkan masa inkubasi w Berani gagal

1. Merumuskan masalah
Masalah perlu dirumuskan secara tajam agar tidak menimbulkan pengertian yang lain.

2. Menyatakan tujuan pengambilan keputusan
Pernyataan yang tidak spesifik akan membuat kita sulit memusatkan perhatian kepada tujuan kita.

3. Menentukan kriteria pemilihan
Maksudnya adalah sebagai standar untuk menilai alternatif pemecahan masalah yang akan diambil.
Diantara kriteria pemilihan yang dapat diambil : attainable, reliable, time limit, output (efektifitas), challenge, risk

4. Mengembangkan alternatif pilihan
Cara terbaik untuk mendapatkan ide yang bagus adalah dengan mendapatkan ide yang banyak. Semakin banyak alternatif kita untuk memecahkan masalah maka makin besar kemungkinan kita untuk menemukan pemecahan masalah yang lebih baik.

5. Mengevaluasi alternatif
Alternatif yang ada dievaluasi menggunakan kriteria pemilihan. Untuk membantu penilaian masing-masing kriteria pemilihan dapat memiliki bobot yang berbeda.

II. Cara Pengembangan Alternatif

1. Memasuki creative mind set

Ada yang menyebut saat-saat ini sebagai “otak saya sedang encer”, “saya sedang in the mood”, “saya sedang mendapat ilham”, apapun namanya.
Untuk banyak orang, cara yang baik untuk merangsang pikiran kreatif ialah dengan masuk ke dalam kerangka pikir pemecahan teka-teki. Cobalah berbagai permainan mental sebelum memulai “memasak”ide

2. Brainstorming
Berikut ini beberapa petunjuk untuk berhasil dalam acara curah-pikiran :
-Kumpulkan ide sebanyak mungkin
Sebuah kelompok menghasilkan lebih dari 150 ide. Ide itu seperti bibit. Tidak semuanya akan hidup dan bertumbuh. Jadi Anda perlu menanamnya sebanyak mungkin.
-Kumpulkan ide-ide yang berbeda
Sebuah kelompok menciptakan iklan televisi yang dirancang agar orang tidak menonton televisi. Mereka membagi-bagikan brosur. Mereka menganjurkan pertemuan yang memungkinkan orang bersosialisasi dan mendiskusikan akibat buruk televisi. Semakin gencar membicarakan berbagai kemungkinan, semakin tinggi kesempatan untuk merebut pengaruh baru. Seringkali hambatan ke arah pemecahan kreatif adalah pikiran sempit yang terpusat dalam satu kerangka pikir. Mereka yang menggabungkan beberapa kerangka pikir dan membuat hubungan antara kerangka-kerangka pikir itu akan lebih mampu membuat terobosan kreatif.
-Tetap santai
Ide lebih banyak dihasilkan orang pada saat mereka gembira. Mere-ka merasa bebas untuk mengatakan sesuatu atau memutar-mutar ide orang lain. Salah satu peserta mengusulkan untuk memasang kunci di televisi, menyebabkan peserta lain berpikir untuk memasang pengatur waktu (timer) pada saklar TV, menyebabkan peserta ketiga berpikir untuk menetapkan biaya tontonan, menye-babkan peserta keempat mengusulkan untuk memberi pajak sesuai lama menonton televisi. Gaya kerja yang fleksibel sangat memperbe-sar kesempatan sebanyak-banyaknya menghasilkan ide-ide kreatif. Sikap santai memberi kesempatan pada ide setengah matang untuk mengarungi batas kesadaran Anda.
-Jangan menilai
Kita biasanya menganggap penilaian sebagai kritik negatif. Dan kita semua pernah mengalami bahwa ide kita dihancurkan sebelum sempat dikembangkan. Kritik negatif menghalangi arus ide yang be-bas. Saat mengumpulkan ide dan opini baru, ingatlah bahwa peni-laian menghentikan aliran dan irama. Sadarilah bahwa ide baru itu seperti gelembung rapuh. Gelembung itu bisa meletus ditusuk senyuman sinis dan ejekan, atau diletuskan oleh komentas sarkastis atau wajah pesimis.
-Tulis semuanya
Pilihlah satu orang penulis untuk kelompok Anda. Tulis sehingga setiap peserta dapat melihat setiap ide. Dengan cara ini, peserta dengan mudah dapat menambahkan dan mengubah ide-ide yang sudah tertulis di sana.
-Jadilah orang nakal
Pergilah mencari ide-ide aneh. Seringkali ide terbaik muncul dari ide paling aneh. Ide seorang peserta untuk meledakkan televisi dapat mengarah ke ide tombol pemicu bom, yang kemudian mengarah ke ide sebuah alat yang harus digenggam terus oleh penonton televisi. Jika alat itu dilepaskan oleh penonton, televisinya akan mati (seolah-olah bomnya diledakkan). Tujuan dari pertemuan kelompok adalah mengumpulkan ide sebanyak mungkin. Anda akan mempunyai banyak waktu untuk menyortir dan menilainya kemudian
-Menilai
Jika tiba saatnya untuk memilih ide khusus atau mempersempit fokus perhatian kelompok hanya pada ide-ide terbaik, mintalah para peserta dengan menggunakan spidol memilih tiga ide terbaik (menurut mereka masing-masing) yang tertera di lembaran-lembaran kertas itu. Dengan sangat cepat Anda akan mendapatkan ide-ide yang paling popular.
Brainstorming kelompok menjadikan Anda “bermain-main”, keadaan santai yang bebas di mana ide mengalir tanpa hambatan. Anda tidak berharap untuk menggunakan setiap ide yang ditemukan atau dihasilkan. Tetapi Anda benar-benar mempertimbangkan isi setiap ide. Dari seratus ide, sembilan puluh sembilan diantaranya mungkin bukan ide yang bagus, tetapi ide yang ke 100 mungkin akan mengubah dunia.
3. Melihat bidang lain

Bisa jadi pemecahan masalah disuatu bidang lain dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang kita hadapi
4. Membuat catatan tentang ide-ide yang pernah dihasilkan

Melihat kembali ide-ide kreatif dapat merangsang kita untuk menghasilkan ide kreatif selanjutnya
5. Mengkombinasikan berbagai ide-ide kreatif/membuat variasi

Jika suatu waktu imajinasi Anda benar-benar kosong, ambil sesuatu yang sudah ada dan ubahlah.
Penemu dan innovator seringkali membuat sesuatu berdasarkan apa yang telah dikerjakan orang lain.
6. Mengidentifikasi unsur dari suatu sistem yang kompleks

Untuk menciptakan ide baru, identifikasi unsur-unsurnya dan pusatkan perhatian pada masing-masing unsur itu satu per satu. Misalnya untuk menciptakan kamera yang lebih baik, pusatkan perhatian pada masing-masing unsur dan coba kembangkan masing-masing bagian itu.
7. Melihat dari sisi berlawanan

Seringkali kita menghasilkan ide baru dengan melihat dari sisi yang berlawanan. Misalnya Anda membuat peta ide untuk mengurangi budaya pergaulan bebas, Anda dapat membuat ide tentang hal yang berlawanan misalnya cara menyebarluaskan budaya pergaulan bebas agar semua orang melakukan pergaulan bebas.
8. Beraksi dan mencari keberuntungan

Kemampuan untuk melakukan aksi membedakan seorang yang sukses dengan mereka yang hanya ngomong.
Dengan beraksi Anda juga dapat mendorong keberuntungan untuk menghasilkan aksi yang kreatif. Beberapa penemu ternyata memperoleh penemuannya karena suatu proses “kebetulan” saat mereka beraksi.
9. Memanfaatkan masa inkubasi

Saat Anda telah berpikir keras-keras biarkanlah ide-ide itu mengalami inkubasi. Ambil waktu sejenak untuk merefleksikannya sebelum Anda meneruskannya.
Pada saat Anda membiarkannya mengendap dan melonggarkan tekanan, Anda akan mengalami sekilas wawasan atau reaksi “Aha”. Intuisi Anda bekerja keras.
Tetapi ilham ini hanya datang kepada mereka yang mempersiapkan pikirannya dan yang membuat upaya untuk mencari.
10. Berani gagal

Hal terpenting yang dapat dilakukan ialah memberi hak kepada pikiran kreatif untuk melakukan kesalahan. Hanya melalui kegagalan dan percobaan kita dapat belajar dan berkembang.
Bagi individu kreatif, kegagalan hanyalah fakta hidup mendasar. Hal yang membedakan ialah tanggapan orang terhadap fakta itu. John Salk, yang menemukan vaksin polio yakin, bahwa dia berada dalam jalur yang salah lebih dari 98 persen waktunya. Thomas Alfa Edison mencoba dua ribu cara yang gagal untuk membuat lampu pijar.
Namun tak satupun dari mereka yang menyerah. Individu kreatif yang tangguh dapat menghadapi kegagalan tanpa kehilangan ketekunannya.
Mereka mencatat kegagalan mereka, mempelajarinya dan membuat penyesuaian sampai mereka mendapatkan produk yang diinginkan.



share this article to: Facebook Twitter Google+ Linkedin Technorati Digg
Posted by Admin, Published at 13.19 and have 0 komentar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar